Senin, 22 Juni 2015

ARTIKEL PENELITIAN



ARTIKEL PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA
MELALUI ALAT PERAGA TIGA DIMENSIPADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK PKK KLAYU
   



GURU INSPIRATIF
DOMPET DUAFA





NAMA : MURWATINI
SEKOLAH :TK PKK KLAYU
ALAMAT : klayu, Sumberwungu, Tepus, Gunungkidul




ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA
MELALUI ALAT PERAGA TIGA DIMENSIPADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK PKK KLAYU

NAMA             : MURWATINI
SEKOLAH       :TK PKK KLAYU
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain. Bahasa berpengaruh besar pada perkembangan anak. Kegiatan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun berfungsi membantu perkembangan bahasa anak. sejak awal tahun 2014/2015 ditemukan masalah pada anak didik TK PKK KLAYU kelompok B tentang kurangnya kemampuan menyimak anak didalam kegiatan bercerita. Untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada anak didalam kegiatan bercerita kami menggunakan alat peraga tiga dimensi agar anak lebih berminat, lebih tertarik dan mau menyimak didalam kegiatan bercerita. Dengan kegiatan bercerita melalui alat peraga tiga dimensi anak-anak mulai menyenangi kegiatan bercerita.
Tujuan perbaikan ini untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak didalam kegiatan bercerita melalui alat peraga tiga dimensi.
Dalam perbaikan PTK ini peneliti menyusun rencana pembelajaran dan dilaksanakan melalui 2 siklus.  Yaitu pada tanggal 10 oktober 2014 sampai 22 oktober 2015. Penilaian yang digunakan dalam perbaikan ini menggunakan pedoman wawancara siswa dan guru.
Dan hasil wawancara  yang diperoleh ternyata dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi mampu meningkatkan kemampuan menyimak anak didalam kegiatan bercerita di TK PKK KLAYU.





PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain. Menikmat  sebuah cerita  mulai tumbuh pada seorang anak semenjak ia berusia 4-6 tahun.Semua informasi dan peristiwa yang tercakup dalam sebuah cerita akan berdampak dalam pembentukan akal dan moral seorang anak, baik dari segi budaya, imajinasi maupun bahasa kesehariannya. Bahasa anak berkembang sesuai dangan jenjang sensori motoris yaitu mulai tumbuh dan jenjang praoperasional yaitu kemampuan berpikir dengan simbol-simbol. Bahasa berpengaruh besar pada perkembangan anak.
Dengan demikian kegiatan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun berfungsi  membantu perkembangan bahasa anak.
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan sejak awal tahun ajaran 2014/2015 kami temukan masalah pada anak didk di TK PKK Klayu tentang kurangnya kemampuan menyimak anak di dalam kegiatan bercerita. Hal tersebut ditandai dengan beberapa kondisi antara lain:
Pertama: setiap kegiatan bercerita anak-anak tdak menyimak, tidak mendengarkan, tidak melihat ibu guru, anak-anak sering bicara  dengan teman disampingnya.
Kedua: ketika anak diberi kesempatan untuk berceta maju hanya 2 atau 3 anak saja yang mau.
Ketiga: ibu guru telah menyiapkan buku-buku cerita yang bervariasi, judul cerita yang bermacam-macam, namun anak-anak masiha banyak yang tidak tertarik, dan tidak mau menyimak saat ibu guru bercerita.
Untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak-anak didik didalam kegiatan bercerita  kami menggunakan alat peraga  tiga dimensi agar mereka mau menyimak, berminat dan menyukai kegiatan bercerita juga menarik perhatian dan daya ingat anak, melatih untuk menghargai orang lain yang sedang bicara, menambah kosa kata dan perbendaharaan anak, dan juga memberi kesempatan  pada anak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
Dengan kegiatan bercerita yang menarik dapat melatih daya konsentrasi anak, mengembangkan daya imajinasi anak, dan dapat menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana akrab sesuai dengan tahap perkembangannya.





B.     IDENTIFIKASI MASALAH
1.      Setiap kegiatan bercerita anak-anak tidak mau menyimak hanya bebicara dengan teman disampingnya.
2.      Hanya 2-3 anak saja yang mau menceritakan  kembali cerita secara urut.
3.      Walaupun ibu guru telah menggunakan berbagai buku cerita, anak-anak kurang tertarik dan tidak mau menyimak cerita yang disampaikan ibu guru.

C.     BATASAN MASALAH
Setiap kegiatan bercerita anak-anak tidak mau menyimak, hanya bicara dengan teman disampingnya.

D.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan  kemampuan menyimak anak di dalam  kegiatan bercerita.

E.      TUJUAN PENELITIAN
1.      Untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak dalam bercerita melalui alat peraga tiga dimensi.

F.      MANFAAT
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.      Anak  atau siswa
Anak dapat menghargai orang lain yang sedang bicara, menambah perbendaharaan kata, mampu berkomunikasi dengan baik, melatih daya serap atau daya tangkap anak.
2.      Guru atau pendidik
Untuk menambah wawasan guru didalam mendidik anak, meningkatkan kreativitas guru dengan menyediakan alat peraga tiga dimensi yang menarik untuk kegiatan bercerita dan juga melatih kesabaran guru, dan memberikan pengalaman kepada guru lain tentang bagaimama bercerita menggunakan alat peraga tiga dimensi.
3.      Orang tua
Menambah wawasan juga kesabaran  orang tua dalam memfasilitasi anak dengan mwnyediakan benda-benda tiga dimensi di rumah supaya anak senang dan tertarik dengan kegiatan bercerita.

4.      Lembaga
Dengan seringnya guru menbuat alat peraga tiga dimensi akan menambah APE yang aman, menarik dan murah di lembaga itu.
METODE PENELITIAN

1.      JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang kami lakukan adalah penelitian tindakan kelas.

2.      SUBJEK YANG DITELITI
Penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan peneliti dikelas B. Jumlah peserta didik 22 anak, terdiri dari  13 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Peserta didik Tk PKK Klayu kurang mampu menyimak didalam kegiatan bercerita sehingga digunakan alat peraga tiga dimensi yang menarik agar anak berminat, lebih memperhatikan dan mampu menyimak dalam kegiatan bercerita.  Didalam kegiatan bercerita di kelompok B sebelum diadakan perbaikan terdapat 17 anak atau 80% siswa yang belum berkembang didalam kegiatan bercerita dan terdapat  4 anak atau 20% siswa yang sudah berkembang.

3.      TEMPAT PENELITIAN
Lokasi  tempat penelitian dilaksanakan di TK PKK KLAYU, alamat klayu II ,Sumberwungu ,Tepus, Gunungkidul.,

4.      WAKTU PENELITIAN
     Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan pada semester  1 tahun pelajaran 2014/2015, yaitu pada tanggal 10 oktober sampai dengan 22 oktober 2014. Kegiatan dimulai dengan  mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, membuat perangkat pembelajaran dan menyiapkan alat bantu pembelajaran. Kegiatan ini diakhiri dengan membuat laporan penelitian dan perbaikan pembelajaran pada bulan oktober 2014.

5.      RANCANGAN PENELITIAN:
PERENCANAAN, PELAKSANAAN +PENGAMATAN, REFLEKSI.
Perencanaan
      Tindakan yang akan dilaksanakan diawalia dengan ide yang merupakan harapan yang ingin dicapai  dalam penelitian. Pada siklus I guru akan mengaktifkan siswa dengan duduk membuat lingkaran, menunjukkan alat peraga yang sesuai dengan isi cerita yang akan disampaikan, menjelaskan nama-nama atau tokoh-tokoh dalam cerita, guru memotivasi anak, member reword pada anak, menjelaskan isi cerita, memperbolehkan anak untuk bercerita maju satu persatu.



Pelaksanaan + pengamatan
      Pada pelaksanaan perbaikan peneliti bekerjasama dengan teman sejawat sebagai penilai dan pengamat kegiatan siswa. Partisipasi siswa serta kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yaitu meningkatkan kemampuan menyimak siswa dalam kegiatan bercerita dengan indicator mendengar dan menceritakan kembali isi cerita secara urut.
Teman sejawat mengamati dan mencatat kegiatan penelitian sebagai pendidik dalam pembelajaran serta partisipasi siswa dalam pembelajaran. Alat yang digunakan adalah lembar observasi. Yang diobservasi adalah kemampuan menyimak anak dalam mendengarkan cerita. Terdapat 16 anak belum berkembang dan 6 anak sudah merkembang.

Refleksi
      Dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I ini ternyata hasil yang diperoleh  tidak mencapai target yang ditentukan guru. Dari 22 anak terdapat 0 yang belum berkembang [*], 16 anak mulai berkembang [**], 4 anak berkembang sesuai harapan [***], dan 2 anak berkembang sangat bagus [****]. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik maka akan diperbaiki dalam pembelajaran siklus II.

6.      METODE PENGUMPULAN DATA:
OBSERVASI, WAWANCARA, DOKUMEN

Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab dengan seseorang  untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. Wawancara seperti juga percakapan biasa namun wawancara adalah pertukaran informasi, opini, atau pengalaman dari satu orang satu ke orang lainnya. Peneliti melakukan wawancara Tanya jawab kepada anak tentang alat peraga yang digunakan dan tentang cerita yang disampaikan.

7.      ALAT PNGUMPULAN DATA

Pedoman wawancara
Kompetensi Dasar : Anak dapat menyimak, mampu berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, dan mengenal symbol-simbol yang melambangkannya.


No
Aspek yang ditanyakan
Ada

Keterangan


Ya
Tidak

1
Apakah anak senang dengan alat peraga yang digunakan?
ü   
-
Semua anak
senang
2
Apakah anak mengerti apa yang disampaikan guru?
ü   
-
15 dari 22 anak mengerti
3
Apakah anak dapat menyebut-
kan tokoh-tokoh dalam cerita?
ü   
-
13 dari 22 anak dapat menyebut-
Kan
4
Apakah anak mau menceritakan kembali cerita secara urut?
ü   
-
9 dari 22 anak mau
Menceritakan

8.      TEKNIK ANALISIS
Pada penelitian yang kami lakukan di TK PKK KLAYU, dari 22 anak terdapat 0 anak yang belum berkembang, 16 anak mulai berkembang, 4 anak berkembang sesuai harapan dan 2 anak berkembang sangat baik. Namun setelah kami melakukan perbaikan, dari 22 anak terdapat 0 anak belum berkembang, 4 anak mulai berkembang, 5 anak berkembang sesuai harapan, dan 13 anak berkembang sangat baik.
Dengan dilakukannya perbaikan diperoleh data yang meningkat dari sebelumnya. Anak-ana
sudah banyak yang berkembang sangat baik didalam menyimak cerita yang disampaikan oleh guru, dan mau menceritakan kembali cerita secara urut.

9.      INDIKATOR KEBERHASILAN
Dari perbaikan yang kami lakukan dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak cerita melalui alat peraga tiga dimensi pada anak usia 4-6 tahun di TK PKK Klayu diperoleh data  75% dari 22 siswa yang dibawah BSH [Berkembang sesuai harapan].






HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian
Partisipasi anak dalam pembelajaran hari pertama kurang baik karena anak belum mengerti apa yang diharapkan guru. Setelah diadakan perbaikan dalam kegiatan bercerita melalui alat peraga tiga dimensi yang menarik anak mulai menyimak cerita  yang disampaikan guru. Anak mulai tertarik dengan kegiatan bercerita dan anak pun mulain senang dengan alat peraga tiga dimensi yang yang digunakan guru untuk kegiatan bercerita. Anak juga mulai mengerti apa judul cerita dan apa maksud cerita yang disampaikan guru. Anak-anak aktif dalam kegiatan yang diberikan guru, anak lebih antusias, lebih berminat dalam mengikuti kegiatan bercerita. Mererka sudah bertanya dan menjawab pertanyaan dan juga sudah banyak yang bias menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya.
Pembahasan
Menurut Tampubolon [1991 : 50] “baik sekali jika cerita diambil dari buku-buku bacaan anak-anak”.
Namun dari hasil penelitian kegiatan pembelajaran diperoleh data sebagian besar siswa kurang berminat karena metode pembelajaran yang diberikan oleh guru kurang tepat. Anak kurang terlibat didalamnya.
Menurut  je Rome S Bruner [Tampubolon 1991 :10] “Bahasa berpengaruh besarb pada perkembangan pikiran anak”.
Dan ternyata hasil perbaikan kegiatan pembelajaran diperoleh data sebagian besar siswa sudah mulai berminat dan minyimak cerita yang disampaikan oleh guru. Mereka menyukai kegiatan bercerita, mereka antusias dalam kegiatan dapat bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan  guru dan juga dapat menceritakan kembali cerita secara urut, karena guru menggunakan metode  yang tepat didalam bercerita yaitu menggunakan alat peraga tiga dimensi.






KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1.      Kegiatan bercerita dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi dapat menarik perhatian anak, sehingga anak  lebih memperhatikan dan menyimak cerita yang disampaikan guru.
2.      Dengan kegiatan bercerita yang menarik, anak-anak mau minyimak dan mampu menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya.
A.     SARAN
1.      Guru Taman Kanak-kanak harus dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
2.      Menggunakan metode yang tepat dan menggunakan alat peraga yang menarik dan tepat agar anak-anak lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
3.      Pengelolaan kelas dibuat sebaik mungkin agar Susana belajar bias hidup dan semua anak aktif mengikuti pelajaran yang diberikan.














DAFTAR PUSTAKA
Dr. Absul aziz dan Abul Majid [2002:16] mengajarkan anak lewat cerita,
Metode pengembangan Bahasa Jakarta: Universitas terbuka
Bruner [Tampubolon, 1991:10] Bahasa berpengaruh besar pada perkembangan pikiran anak .
Metode pengembangan Bahasa Jakarta: Universitas Terbuka
Badudu [1989] Bahasa adalah  alat komunikasi antara anggota masyarakat .
Metode pengambangan Bahasa Jakarta: Universitas Terbuka
Bromley[1992]  menyebutkan empat macam bentuk bahasa yaitu menyimak, berbicara, dan
Menulis.
Metode Pengembangan Bahasa Jakarta: universitas Terbuka
Piaget [ Hergenhahn, 1982],  Berpikir sebagai  prasyarat berbahasa, terus berkembang sebagai
Hasil dari pengalaman dan penalaran.