ARTIKEL
PENELITIAN
UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA
MELALUI ALAT
PERAGA TIGA DIMENSIPADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK PKK KLAYU
GURU INSPIRATIF
DOMPET DUAFA
NAMA :
MURWATINI
SEKOLAH :TK PKK
KLAYU
ALAMAT : klayu,
Sumberwungu, Tepus, Gunungkidul
ABSTRAK
UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA
MELALUI ALAT
PERAGA TIGA DIMENSIPADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK PKK KLAYU
NAMA : MURWATINI
SEKOLAH :TK PKK KLAYU
Bercerita
adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain.
Bahasa berpengaruh besar pada perkembangan anak. Kegiatan bercerita bagi anak
usia 4-6 tahun berfungsi membantu perkembangan bahasa anak. sejak awal tahun
2014/2015 ditemukan masalah pada anak didik TK PKK KLAYU kelompok B tentang
kurangnya kemampuan menyimak anak didalam kegiatan bercerita. Untuk
meningkatkan kemampuan menyimak pada anak didalam kegiatan bercerita kami
menggunakan alat peraga tiga dimensi agar anak lebih berminat, lebih tertarik
dan mau menyimak didalam kegiatan bercerita. Dengan kegiatan bercerita melalui
alat peraga tiga dimensi anak-anak mulai menyenangi kegiatan bercerita.
Tujuan
perbaikan ini untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak didalam kegiatan
bercerita melalui alat peraga tiga dimensi.
Dalam perbaikan
PTK ini peneliti menyusun rencana pembelajaran dan dilaksanakan melalui 2
siklus. Yaitu pada tanggal 10 oktober
2014 sampai 22 oktober 2015. Penilaian yang digunakan dalam perbaikan ini menggunakan
pedoman wawancara siswa dan guru.
Dan hasil
wawancara yang diperoleh ternyata dengan
menggunakan alat peraga tiga dimensi mampu meningkatkan kemampuan menyimak anak
didalam kegiatan bercerita di TK PKK KLAYU.
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara
lisan kepada orang lain. Menikmat sebuah
cerita mulai tumbuh pada seorang anak
semenjak ia berusia 4-6 tahun.Semua informasi dan peristiwa yang tercakup dalam
sebuah cerita akan berdampak dalam pembentukan akal dan moral seorang anak,
baik dari segi budaya, imajinasi maupun bahasa kesehariannya. Bahasa anak
berkembang sesuai dangan jenjang sensori motoris yaitu mulai tumbuh dan jenjang
praoperasional yaitu kemampuan berpikir dengan simbol-simbol. Bahasa
berpengaruh besar pada perkembangan anak.
Dengan demikian kegiatan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun
berfungsi membantu perkembangan bahasa
anak.
Berdasarkan
pengamatan yang kami lakukan sejak awal tahun ajaran 2014/2015 kami temukan
masalah pada anak didk di TK PKK Klayu tentang kurangnya kemampuan menyimak
anak di dalam kegiatan bercerita. Hal tersebut ditandai dengan beberapa kondisi
antara lain:
Pertama: setiap kegiatan bercerita anak-anak tdak menyimak, tidak
mendengarkan, tidak melihat ibu guru, anak-anak sering bicara dengan teman disampingnya.
Kedua: ketika anak diberi kesempatan untuk berceta maju hanya 2
atau 3 anak saja yang mau.
Ketiga: ibu guru telah menyiapkan buku-buku cerita yang bervariasi,
judul cerita yang bermacam-macam, namun anak-anak masiha banyak yang tidak
tertarik, dan tidak mau menyimak saat ibu guru bercerita.
Untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak-anak didik didalam
kegiatan bercerita kami menggunakan alat
peraga tiga dimensi agar mereka mau
menyimak, berminat dan menyukai kegiatan bercerita juga menarik perhatian dan
daya ingat anak, melatih untuk menghargai orang lain yang sedang bicara,
menambah kosa kata dan perbendaharaan anak, dan juga memberi kesempatan pada anak untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan.
Dengan kegiatan bercerita yang menarik dapat melatih daya
konsentrasi anak, mengembangkan daya imajinasi anak, dan dapat menciptakan
situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana akrab sesuai dengan
tahap perkembangannya.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
Setiap kegiatan bercerita anak-anak tidak mau menyimak hanya
bebicara dengan teman disampingnya.
2.
Hanya 2-3 anak saja yang mau menceritakan kembali cerita secara urut.
3.
Walaupun ibu guru telah menggunakan berbagai buku cerita, anak-anak
kurang tertarik dan tidak mau menyimak cerita yang disampaikan ibu guru.
C.
BATASAN MASALAH
Setiap kegiatan bercerita anak-anak tidak mau menyimak, hanya
bicara dengan teman disampingnya.
D.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan kemampuan menyimak anak di dalam kegiatan bercerita.
E.
TUJUAN PENELITIAN
1.
Untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak dalam bercerita melalui
alat peraga tiga dimensi.
F.
MANFAAT
Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.
Anak atau siswa
Anak dapat menghargai orang lain yang sedang bicara, menambah
perbendaharaan kata, mampu berkomunikasi dengan baik, melatih daya serap atau
daya tangkap anak.
2.
Guru atau pendidik
Untuk menambah wawasan guru didalam mendidik anak, meningkatkan
kreativitas guru dengan menyediakan alat peraga tiga dimensi yang menarik untuk
kegiatan bercerita dan juga melatih kesabaran guru, dan memberikan pengalaman
kepada guru lain tentang bagaimama bercerita menggunakan alat peraga tiga
dimensi.
3.
Orang tua
Menambah wawasan juga kesabaran
orang tua dalam memfasilitasi anak dengan mwnyediakan benda-benda tiga
dimensi di rumah supaya anak senang dan tertarik dengan kegiatan bercerita.
4.
Lembaga
Dengan seringnya guru menbuat alat peraga tiga dimensi akan
menambah APE yang aman, menarik dan murah di lembaga itu.
METODE
PENELITIAN
1.
JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang kami lakukan adalah penelitian tindakan
kelas.
2.
SUBJEK YANG DITELITI
Penelitian
perbaikan pembelajaran dilakukan peneliti dikelas B. Jumlah peserta didik 22
anak, terdiri dari 13 anak laki-laki dan
9 anak perempuan. Peserta didik Tk PKK Klayu kurang mampu menyimak didalam
kegiatan bercerita sehingga digunakan alat peraga tiga dimensi yang menarik
agar anak berminat, lebih memperhatikan dan mampu menyimak dalam kegiatan
bercerita. Didalam kegiatan bercerita di
kelompok B sebelum diadakan perbaikan terdapat 17 anak atau 80% siswa yang
belum berkembang didalam kegiatan bercerita dan terdapat 4 anak atau 20% siswa yang sudah berkembang.
3.
TEMPAT PENELITIAN
Lokasi tempat penelitian
dilaksanakan di TK PKK KLAYU, alamat klayu II ,Sumberwungu ,Tepus,
Gunungkidul.,
4.
WAKTU PENELITIAN
Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan
pada semester 1 tahun pelajaran
2014/2015, yaitu pada tanggal 10 oktober sampai dengan 22 oktober 2014.
Kegiatan dimulai dengan mengidentifikasi
masalah, merumuskan masalah, membuat perangkat pembelajaran dan menyiapkan alat
bantu pembelajaran. Kegiatan ini diakhiri dengan membuat laporan penelitian dan
perbaikan pembelajaran pada bulan oktober 2014.
5.
RANCANGAN PENELITIAN:
PERENCANAAN,
PELAKSANAAN +PENGAMATAN, REFLEKSI.
Perencanaan
Tindakan yang akan
dilaksanakan diawalia dengan ide yang merupakan harapan yang ingin dicapai dalam penelitian. Pada siklus I guru akan
mengaktifkan siswa dengan duduk membuat lingkaran, menunjukkan alat peraga yang
sesuai dengan isi cerita yang akan disampaikan, menjelaskan nama-nama atau
tokoh-tokoh dalam cerita, guru memotivasi anak, member reword pada anak,
menjelaskan isi cerita, memperbolehkan anak untuk bercerita maju satu persatu.
Pelaksanaan +
pengamatan
Pada pelaksanaan
perbaikan peneliti bekerjasama dengan teman sejawat sebagai penilai dan
pengamat kegiatan siswa. Partisipasi siswa serta kegiatan siswa dan guru dalam
pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yaitu meningkatkan kemampuan menyimak
siswa dalam kegiatan bercerita dengan indicator mendengar dan menceritakan
kembali isi cerita secara urut.
Teman sejawat
mengamati dan mencatat kegiatan penelitian sebagai pendidik dalam pembelajaran
serta partisipasi siswa dalam pembelajaran. Alat yang digunakan adalah lembar
observasi. Yang diobservasi adalah kemampuan menyimak anak dalam mendengarkan
cerita. Terdapat 16 anak belum berkembang dan 6 anak sudah merkembang.
Refleksi
Dari pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus I ini ternyata hasil yang diperoleh tidak mencapai target yang ditentukan guru.
Dari 22 anak terdapat 0 yang belum berkembang [*], 16 anak mulai berkembang
[**], 4 anak berkembang sesuai harapan [***], dan 2 anak berkembang sangat
bagus [****]. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik maka akan diperbaiki dalam
pembelajaran siklus II.
6.
METODE PENGUMPULAN DATA:
OBSERVASI,
WAWANCARA, DOKUMEN
Wawancara
Wawancara
adalah Tanya jawab dengan seseorang
untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau
masalah. Wawancara seperti juga percakapan biasa namun wawancara adalah
pertukaran informasi, opini, atau pengalaman dari satu orang satu ke orang
lainnya. Peneliti melakukan wawancara Tanya jawab kepada anak tentang alat
peraga yang digunakan dan tentang cerita yang disampaikan.
7.
ALAT PNGUMPULAN DATA
Pedoman wawancara
Kompetensi Dasar : Anak dapat menyimak, mampu berkomunikasi secara
lisan, memiliki perbendaharaan kata, dan mengenal symbol-simbol yang
melambangkannya.
No
|
Aspek yang
ditanyakan
|
Ada
|
|
Keterangan
|
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
1
|
Apakah anak
senang dengan alat peraga yang digunakan?
|
ü
|
-
|
Semua anak
senang
|
2
|
Apakah anak
mengerti apa yang disampaikan guru?
|
ü
|
-
|
15 dari 22
anak mengerti
|
3
|
Apakah anak
dapat menyebut-
kan
tokoh-tokoh dalam cerita?
|
ü
|
-
|
13 dari 22
anak dapat menyebut-
Kan
|
4
|
Apakah anak
mau menceritakan kembali cerita secara urut?
|
ü
|
-
|
9 dari 22
anak mau
Menceritakan
|
8.
TEKNIK ANALISIS
Pada penelitian yang kami lakukan di TK PKK KLAYU, dari 22 anak
terdapat 0 anak yang belum berkembang, 16 anak mulai berkembang, 4 anak
berkembang sesuai harapan dan 2 anak berkembang sangat baik. Namun setelah kami
melakukan perbaikan, dari 22 anak terdapat 0 anak belum berkembang, 4 anak
mulai berkembang, 5 anak berkembang sesuai harapan, dan 13 anak berkembang
sangat baik.
Dengan dilakukannya perbaikan diperoleh data yang meningkat dari
sebelumnya. Anak-ana
sudah banyak yang berkembang sangat baik didalam menyimak cerita
yang disampaikan oleh guru, dan mau menceritakan kembali cerita secara urut.
9.
INDIKATOR KEBERHASILAN
Dari perbaikan yang kami lakukan
dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak cerita melalui alat peraga tiga
dimensi pada anak usia 4-6 tahun di TK PKK Klayu diperoleh data 75% dari 22 siswa yang dibawah BSH
[Berkembang sesuai harapan].
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
penelitian
Partisipasi
anak dalam pembelajaran hari pertama kurang baik karena anak belum mengerti apa
yang diharapkan guru. Setelah diadakan perbaikan dalam kegiatan bercerita
melalui alat peraga tiga dimensi yang menarik anak mulai menyimak cerita yang disampaikan guru. Anak mulai tertarik
dengan kegiatan bercerita dan anak pun mulain senang dengan alat peraga tiga
dimensi yang yang digunakan guru untuk kegiatan bercerita. Anak juga mulai
mengerti apa judul cerita dan apa maksud cerita yang disampaikan guru.
Anak-anak aktif dalam kegiatan yang diberikan guru, anak lebih antusias, lebih
berminat dalam mengikuti kegiatan bercerita. Mererka sudah bertanya dan
menjawab pertanyaan dan juga sudah banyak yang bias menceritakan kembali cerita
yang telah didengarnya.
Pembahasan
Menurut
Tampubolon [1991 : 50] “baik sekali jika cerita diambil dari buku-buku bacaan
anak-anak”.
Namun dari
hasil penelitian kegiatan pembelajaran diperoleh data sebagian besar siswa
kurang berminat karena metode pembelajaran yang diberikan oleh guru kurang
tepat. Anak kurang terlibat didalamnya.
Menurut je Rome S Bruner [Tampubolon 1991 :10]
“Bahasa berpengaruh besarb pada perkembangan pikiran anak”.
Dan ternyata hasil
perbaikan kegiatan pembelajaran diperoleh data sebagian besar siswa sudah mulai
berminat dan minyimak cerita yang disampaikan oleh guru. Mereka menyukai
kegiatan bercerita, mereka antusias dalam kegiatan dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diberikan guru dan juga
dapat menceritakan kembali cerita secara urut, karena guru menggunakan metode yang tepat didalam bercerita yaitu
menggunakan alat peraga tiga dimensi.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1.
Kegiatan bercerita dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi
dapat menarik perhatian anak, sehingga anak
lebih memperhatikan dan menyimak cerita yang disampaikan guru.
2.
Dengan kegiatan bercerita yang menarik, anak-anak mau minyimak dan
mampu menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya.
A.
SARAN
1.
Guru Taman Kanak-kanak harus dapat menciptakan pembelajaran yang
aktif, kreatif dan menyenangkan.
2.
Menggunakan metode yang tepat dan menggunakan alat peraga yang menarik
dan tepat agar anak-anak lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
3.
Pengelolaan kelas dibuat sebaik mungkin agar Susana belajar bias
hidup dan semua anak aktif mengikuti pelajaran yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Absul aziz
dan Abul Majid [2002:16] mengajarkan anak
lewat cerita,
Metode pengembangan Bahasa Jakarta: Universitas terbuka
Bruner
[Tampubolon, 1991:10] Bahasa berpengaruh
besar pada perkembangan pikiran anak .
Metode pengembangan Bahasa Jakarta: Universitas Terbuka
Badudu [1989] Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat .
Metode
pengambangan Bahasa Jakarta: Universitas Terbuka
Bromley[1992] menyebutkan empat macam bentuk bahasa yaitu
menyimak, berbicara, dan
Menulis.
Metode
Pengembangan Bahasa Jakarta: universitas Terbuka
Piaget [
Hergenhahn, 1982], Berpikir sebagai prasyarat
berbahasa, terus berkembang sebagai
Hasil dari pengalaman dan penalaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar