Jumat, 07 Januari 2011

Peran & Fungsi Perpustakaan

Anda sempat menghitung jumlah media massa dan penerbitan? Tak kurang, sebelum reformasi berjalan di negeri tercinta ini, ada 148 surat kabar, 102 majalah, 89 tabloid serta 260 penerbitan pers yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Kini, ketika kebebasan pers dibuka lebar-lebar, hampir setiap kota, daerah atau instansi berlomba-lomba membuat penerbitan sendiri.

Namun, di tengah menjamurnya media tersebut, kehadiran perpustakaan di tengah-tengah kita, justru cenderung dilupakan. Kabarnya, perpustakaan-perpustakaan yang tersebar di pelosok kota dan atau desa belakangan ini pun tak jelas bagaimana nasibnya. Tak terawat, atau mubazir karena tidak termanfaatkan sepenuhnya.

Betapa mubazirnya kehadiran perpustakaan apabila kita tak mau memanfaatkan sebagaimana mestinya. Masyarakat berkembang seperti di negeri kita, jelas sangat membutuhkan ilmu pengetahuan bagi pembangunannya. Dan, sebagian dari ilmu pengetahuan itu dapat disadap dari buku-buku, sehingga kehadiran perpustakaan mutlak diperlukan.

Sebagaimana kita mafhum, perpustakaan sebagai lembaga yang mengelola, menghimpun, mengatur media baik cetak maupun noncetak, merupakan sumber informasi, media pendidikan, media rekreasi dan media riset bagi masyarakat. Seperti yang pernah dikatakan seorang pustakawan, perpustakaan merupakan tempat menyimpan, menghimpun koleksi buku, bahan cetakan, serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan berdiri sebagai lembaga yang demokratis yang diurus oleh dan untuk masyarakat. Sehingga, setiap anggota masyarakat punya hak dan kesempatan untuk mencari tambahan ilmu pengetahuan di sana.

Kalau boleh disimpulkan, fungsi perpustakaan sedikitnya ada lima. Pertama, merupakan sumber segala informasi. Kedua, merupakan fasilitas pendidikan nonformal, khususnya bagi anggota masyarakat yang tidak sempat mendapatkan kesempatan pendidikan formal. Ketiga, sarana atau tempat pengembangan seni budaya bangsa, melalui buku atau majalah. Keempat, karena keragaman bahan bacaan yang disimpannya, perpustakaan sekaligus memberikan hiburan bagi pembacanya. Dan kelima, merupakan penunjang yang penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi.

Dengan kelima fungsi perpustakaan itu, kehadiran perpustakaan dapat diarahkan kepada banyak tujuan. Di antaranya,

Pertama, memasyarakatkan atau membudayakan minat baca masyarakat, yang sejauh ini dinilai masih sangat rendah.

Kedua, mendorong dan mendidik segenap lapisan masyarakat dalam rangka pendidikan sepanjang hayat, atau menyadarkan seluruh individu bahwa belajar merupakan kegiatan mendasar yang secara kontinu mesti dilakukan sepanjang hidup.

Ketiga, dengan adanya perpustakaan, akan terbuka lebar-lebar peluang bagi seluruh anggota masyarakat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan setinggi-tinggi dan sedalam-dalamnya.

Keempat, perpustakaan dapat menunjang terciptanya situasi dan kondisi sosial yang sehat, sehingga secara umum akan mendukung pengembangan modal dasar bagi proses pembangunan.

Namun demikian, sejauh ini yang paling sering dikeluhkan adalah rendahnya minat baca masyarakat, sehingga kehadiran perpustakaan kerap kali mubazir dan tak terdayagunakan secara optimal. Bahkan tak jarang terdengar keluhan, perpustakaan-perpustakaan yang ada, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta, tak terurus dan terawat dengan baik. Sehingga koleksi buku, majalah dan bacaan lainnya menjadi rusak. Bahkan tak laik untuk dibaca.

Barangkali, karena masih minimnya minat baca tersebut, banyak perpustakaan sepi pengunjung. Bahkan yang sangat menyedihkan, di lingkungan universitas sekali pun, tak selamanya perpustakaan dimanfaatkan mahasiswanya secara maksimal. Apalagi untuk buku-buku atau bahan bacaan berbahasa asing (umumnya bahasa Inggris).

Kondisi merana demikian perlu dicarikan jalan keluarnya. Iklim yang mendukung fungsinya perpustakaan perlu diciptakan, dan penciptaan iklim itu agaknya bisa dimulai di sekolah-sekolah tingkat bawah. Sekolah taman kanak- kanak dan sekolah dasar, misalnya.

Atau diawali dalam lingkungan keluarga. Di lingkungan itu, anak sejak dini sudah dikondisikan untuk bersentuhan dengan media cetak, baik itu surat kabar, majalah, ataupun buku. Bukan begitu?

Tidak ada komentar: